Ketika
melakukan hubungan seks dan ejakulasi terjadi, sperma bersama dengan
jutaan sel spermatozoa akan keluar menuju rahim sang salon Ibu.
Bagaimana tepatnya proses sperma keluar dari penis ketika ejakulasi tersebut terjadi?
Setelah spermatozoa selesai dibentuk di dalam testis, sel spermatozoa
akan bergerak melalui saluran-saluran yang menghubungkan testis dan
berujung pada lubang di ujung kepala penis (urethra) dan siap keluar
dari tubuh melalui proses ejakulasi.
Pada saluran-saluran tersebut juga terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi nutrisi untuk spermatozoa.
Pada sistem reproduksi pria, terdapat tiga kelenjar penting, yaitu kelenjar vesika seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper.
Ketiga kelenjar tersebut menghasilkan nutrisi yang dibutuhkan
spermatozoa sebagai bahan tenaga untuk bergerak. Selain sebagai nutrisi,
kelenjar tersebut juga menghasilkan cairan yang bersifat basa (memiliki
tingkat keasaman atau pH di atas 7,0) sehingga sperma memiliki pH 7,2
sampai dengan 7,7.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saluran tersebut berujung
pada meatus urethra yang terdapat pada ujung kepala penis. Dengan
demikian, saluran keluar sperma yang mengandung spermatozoa adalah sama
dengan saluran keluar cairan kemih atau biasa disebut dengan air
kencing.
Akan tetapi, dengan koordinasi dan kerja refleks yang padu dari
jaringan yang menyusun saluran keluar sperma dan jaringan erektil penis,
air kencing tidak akan dikeluarkan bersamaan dengan keluarnya sperma.
Sperma dikeluarkan saat ejakulasi pada aktivitas seksual. Biasanya, hal
tersebut terjadi bersamaan dengan orgasme pada pria.
Sebagaimana telah diketahui, sistem reproduksi pria juga mengalami
penuaan seiring dengan bertambahnya usia, demikian pula dengan
kelenjar-kelenjar yang menyusunnya. Hal tersebut sering terjadi terutama
pada kelenjar prostat yang bisa berakibat kanker prostat.
Pembesaran kelenjar prostat
merupakan suatu penyakit yang banyak ditemui pada pria yang berusia
lebih dari 50 tahun. Data medis menunjukkan bahwa sebanyak 50% pria yang
menginjak dekade ke-5 dalam hidupnya mengalami pembesaran prostat
jinak. Angka tersebut meningkat terus sehingga sebanyak 90% pria berusia
70 tahun ke atas mengalami hal serupa.
Kelenjar prostat yang mengalami pembesaran akan mendesak saluran
keluar air kencing ataupun sperma sehingga sang pria akan merasakan
ketidaklampiasan saat berkemih. Rasa tidak lampias serta sering
terbangun di malam hari untuk buang air kecil merupakan tanda-tanda
pembesaran prostat pada pria dewasa.
Tindakan bedah merupakan terapi bagi pembesaran prostat. Sebelum
dilakukan terapi pembedahan, biasanya dilakukan biopsi (pengambilan
sedikit jaringan dari kelenjar prostat) terlebih dahulu untuk melihat
jenis sel yang menyebabkan pembesaran sehingga dokter dapat menyimpulkan
apakah pembesaran yang terjadi bersifat jinak atau ganas.
0 komentar:
Posting Komentar