Apabila
kita mengingat masa sewaktu kita kecil dahulu, mungkin sebagian besar
dari kita pernah bertanya, bagaimana kita dapat dilahirkan ke dunia ini? bagaimana cara kerja sistem reproduksi kita?
Saat kita dianggap belum cukup umur, pada umumnya secara singkat
orangtua akan menjawab bahwa dengan cinta antara ayah dan ibu, kita
dapat dengan sendirinya dihasilkan dan dilahirkan.
Jawaban tersebut tidak salah, tetapi banyak dari kita yang terus
merasa penasaran dan terpaksa menyimpan rasa keingintahuan tersebut
hingga akhirnya kita beranjak dewasa.
Saat mengalami masa pubertas, perubahan yang berhubungan dengan
pertanyaan kita sebelumnya akan dialami oleh kita sendiri. Saat itulah,
mau tidak mau, secara bertahap kita akan mengerti tentang proses reproduksi manusia dan peristiwa biologis yang terlibat didalamnya.
Tubuh manusia merupakan kumpulan dari sistem organ dengan fungsinya
yang khas dan berbeda satu dengan yang lain. Setiap sistem memiliki
karakteristik dan fungsi yang unik. Keberadaan seluruh sistem dalam
tubuh, menjalankan fungsi kehidupan dari tiap-tiap individu.
Demikian pula dengan sistem reproduksi yang juga memiliki bagian dan
fungsi yang unik. Sistem reproduksi terdapat pada tubuh untuk melakukan
fungsi manusia dalam berkembang biak. Sistem reproduksi pria berbeda
secara anatomis dan fungsinya dengan sistem reproduksi wanita.
Secara medis, sistem reproduksi pria terdiri atas:
- Buah pelir (Selanjutnya disebut dalam istilah medis: Testis).
- Saluran-saluran keluar dari sperma yang mengandung spermatozoa.
- Kelenjar-kelenjar tambahan yang menyusun komposisi sperma.
- Penis.
Seluruh sistem reproduksi tersebut berkembang sejak seorang anak
laki-laki masih dalam kandungan. Dengan dipengaruhi berbagai enzim dan
hormon tertentu (Yang ditentukan dengan keberadaan kromosom seks pria :
XY), setiap bagian yang membentuk sistem reproduksi pria dewasa mulai
terbentuk saat janin masih berusia 2 bulan.
Setelah seorang bayi laki-laki lahir, seiring dengan perkembangan
tubuh menjadi semakin dewasa, penis pria pun ikut mengalami
perkembangan. Perkembangan tersebut dapat berupa pembesaran secara
fisik, maupun aktivasi dari kelenjar-kelenjar dan sel pembentuk
spermatozoa.
Pada masa pubertas, sistem reproduksi pria mengalami
pendewasaan penuh hingga diaktifkan seluruhnya. Hal tersebut mengandung
arti bahwa seorang pria mulai mampu untuk menjalankan fungsinya dalam
berkembang biak bersama-sama dengan seorang wanita.
Agar lebih mudah memahami kerja dari sistem reproduksi, kita bisa
menganalogikan sistem tersebut layaknya sebuah pabrik dengan barang yang
dihasilkan untuk selanjutnya disitribusikan hingga ke tempat yang ingin
dituju.
Secara singkat, hal tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut:
Produksi — > Distribusi — >Target
Seluruh proses tersebut memiliki satu tujuan utama yaitu: Membuahi sel telur wanita
yang merupakan target dari spermatozoa. Agar mampu mencapai target
utama tersebut, spermatozoa harus mampu bergerak cepat melalui saluran
reproduksi wanita yang panjang dan berkelok. Agar dapat melakukan hal
tersebut, spermatozoa harus diproduksi secara optimal. Hanya spermatozoa
yang sehat dan memiliki bentuk normal yang mampu bergerak cepat untuk
membuahi sel telur wanita.
Setelah diproduksi, spermatozoa juga harus dihantarkan ke ujung
saluran keluar melalui saluran-saluran khusus yang menghubungkan tempat
produksi dan saluran keluar spermatozoa. Pada akhirnya, spermatozoa
harus melalui saluran reproduksi wanita hingga menemui target yang
dituju, yaitu sel telur wanita atau ovum. Seluruh proses tersebut harus
berjalan dengan baik sehingga seorang laki-laki mampu membuahi seorang
wanita dan memiliki anak.
0 komentar:
Posting Komentar