Penis
adalah salah satu organ reproduksi pria yang berfungsi mengantarkan
sel-sel sperma menuju rahim wanita. Syarat agar fungsi tersebut berjalan
dengan sempurna adalah penis harus bisa ereksi keras agar penetrasi
bisa dilakukan.
Masalahnya adalah penis seperti organ tubuh lainnya kadang berada
dalam kondisi yang tidak fit. Seluruh organ dalam tubuh saling terhubung
satu sama lain, satu saja masalah pada organ yang lain akan berakibat
ke seluruh tubuh termasuk penis. Pada penis gangguan yang paling sering
terjadi dan paling umum dialami oleh semua pria disegala usia adalah
tidak bisa ereksi, dan kalaupun bisa kadang tidak keras sehingga tidak
mampu melakukan penetrasi.
Oleh karena itu agar supaya penis bisa ereksi keras tubuh harus sehat. Fisik
yang sehat di tentukan oleh beberapa faktor, mulai dari hormon sampai
dengan kesehatan fisik. Secara umum, faktor-faktor fisik tersebut dibagi
atas empat bagian, yaitu hormonal, neurologis, suplai darah, dan
kesehatan fisik secara umum. Mari kita bahas satu per satu.
1. Faktor Hormonal
Supaya penis bisa ereksi dengan keras, tubuh harus memiliki suplai
hormon testosteron yang cukup. Testosteron disebut juga hormon seks pria
karena bertanggung jawab meningkatkan gairah seksual. Banyak jenis
hormon yang dibutuhkan untuk mendapatkan ereksi yang normal. Tetapi
hormon yang utama ialah hormon seks testosteron.
Testosteron mempengaruhi otak atau susunan syaraf pusat untuk memberi
libido (nafsu), sekaligus membuat syaraf-syaraf panca indera sensitif
terhadap stimulasi seks.
Dengan testosteron yang cukup, seluruh panca indera akan aktif
menerima stimulasi seks. Demikian juga otak akan lebih sensitif menerima
impuls, mengolah dan menyalurkannya. Bila mata melihat wanita cantik,
akan timbul perasaan tertarik. Bila telinga mendengar suara wanita yang
enak didengar, akan menimbulkan gairah. Bila hidung mencium wangi
wanita, timbul rasa tertarik. Demikian juga bila permukaan kulit
bersentuhan dengan lawan jenis akan terasa nikmat. Hal itu terjadi
karena pengaruh hormon testosteron.
Pada orang muda di mana semua bagian-bagian badan masih segar dan
hormon testosteron masih tinggi, respons seksual dengan ereksi yang kuat
dan perasaan gairah yang tinggi langsung terjadi bila mendapat
stimulasi seksual secara kombinasi misalnya melihat wanita cantik dari
dekat sambil berbicara dan mendengarkan suaranya yang merdu sekaligus
tercium wangi dari tubuhnya. Jelas fungsi testosteron dalam ereksi penis
adalah vital.
Tanpa testosteron yang cukup (2,5 mg/mililiter sampai
11,OOmg/mililiter) ereksi yang kuat tidak mungkin dicapai. Testosteron
dalam tubuh terdapat sebagai:
- Free testosteron: 1% sampai 3%,
- Testosteron terikat pada albumin: 38%, dan
- Testosteron terikat pada sex hormone binding globulin (SHBG): 60%
- Antara 90% sampai 95% testosteron dihasilkan oleh interstitial (leydig) cells di testis. Konsentrasi testosteron dalam darah bersifat sirkadian, artinya konsentrasi testosteron lebih tinggi pada pagi hari lalu bergelombang waktu siang dan sore hari.
Efek utama ialah di susunan syaraf pusat untuk libido dan
sensitivitas atau respons seksual di permukaan tubuh (kulit) serta
susunan syaraf. Makin besar konsentrasi testosteron dalam darah, makin
sensitif susunan syaraf terhadap stimulasi seksual yang didapat. Bila
jumlah testosteron dalam darah berkurang, libido seksual akan berkurang.
Walaupun libido masih cukup, impuls seksual tidak ditransmisikan ke
organ seks sehingga ereksi tidak terjadi. Bila testosteron cukup, impuls
seksual akan cepat ditransmisikan dan penis akan memberi reaksi yang
cepat berupa ereksi yang keras.
2. Hormon Neurologis
Penis dipersyarafi syaraf otonom (parasimpatis dan simpatis). Syaraf
bersambung dari otak (hipotalamus) turun ke kolumna vertebralis dan ke
luar dari vertebra sakralis 2-4 (S2-4) masuk ke pinggul dan menyatu
dengan syaraf simpatis ke pleksus bipogastrika lalu membentuk nervus
kavernosus yang membentuk syaraf di korpus kavernosa terutama otot-otot
polos di trabekel. Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi.
Syaraf inilah yang memegang peran untuk relaksasi otot-otot polos
sehingga terjadi pengisian darah ke korpus kavernosa untuk menimbulkan
ereksi. Bila terjadi kerusakan di sistem syaraf ini, maka akan langsung
mengalami disfungsi ereksi yang sulit disembuhkan.
3. Suplai darah
Untuk mencapai ereksi penis yang keras dibutuhkan sirkulasi darah
yang lancar atau pembuluh darah arteri yang berfungsi normal. Sumber
darah yang mengalir ke dalam penis berasal dari arteria pudenda
internal.
Arteri ini bercabang 3 yakni 2 cabang di kiri-kanan arteria penis
profunda (arteria kavernosa) yang mengalirkan darah ke kedua korpus
kavernosa kiri dankanan. Masing-masing arteria ini bercabang-cabang
menjadi arrteria helicina yang banyak mensuplai darah ke sinusoid.
Satu cabang lagi dari pudenda interua tadi, menjadi arteria bulbo
uretralis yang mengalirkan darah ke korpus spongiosum. Dilatasi
arteri-arteri inilah yang membawa darah ke sinusoid dan terjadi
pembesaran dari kedua korpus kavernosa maupun korpus spongiosum sehingga
terjadi ereksi penis.
Adanya kerusakan terutama karena atberosclerosis (pengapuran) dari
arteri-arteri di penis akan menyebabkan ereksi penis yang keras menjadi
sulit diperoleh.
4. Kesehatan fisik umum
Kekuatan fisik seluruh tubuh, dibutuhkan untuk mendukung ereksi
penis. Penis adalah organ yang menyerupai balon. Bila penis terutama
korpus kavernosa diisi penuh dengan darah, maka penis akan ereksi. Bila
badan tidak mampu mengalirkan darah yang cukup maka penis akan mengecil.
Untuk itu diperlukan fungsi tubuh yang normal sehingga badan mampu
mengalirkan darah yang cukup. Sedikit saja fisik mengalami kelemahan
misalnya adanya gangguan di organ-organ seperti ginjal, hati, perut dan
lain-lain akan mengganggu tercapainya ereksi penis yang keras.
Saat melakukan koitus, badan akan bergerak-gerak terus-menerus,
mendorong dan menarik penis di dalam vagina dan penis harus selalu
ereksi terus sampai tercapai ejakulasi. Untuk mendukung ereksi penis
yang terus keras, dibutuhkan kesehatan semua organ di samping kesehatan
dan kebugaran tubuh secara umum. Bila salah satu organ terganggu ereksi
pun akan terganggu atau menurun.
Mekanisme terjadinya ereksi pada penis
memang rumit. Walaupun terlihat sederhana tetapi proses tersebut
melibatkan banyak sistem dalam tubuh. Kesehatan fisik yang terganggu
akan menghambat mekanisme terjadinya ereksi.
0 komentar:
Posting Komentar